BOMBANA — Kabupaten Bombana mulai memanaskan mesin promosi wisatanya untuk tahun 2026. Dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan Event Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara pada 30 Juli lalu, daerah yang dikenal sebagai Tanah Emas itu membawa dua senjata utama berupa dua event budaya unggulan dan tiga destinasi pulau yang siap disulap menjadi magnet wisata eksklusif.

Rapat koordinasi yang berlangsung di Kendari tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra dan dihadiri perwakilan 17 kabupaten kota. Agenda utamanya membahas sinkronisasi event pariwisata tahun 2026 mulai dari nama kegiatan, jumlah event, jadwal pelaksanaan hingga penyesuaian dengan momen penting seperti HUT kabupaten, kota maupun provinsi.

Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bombana Anisa Sri Prihatin S Sos M Si tampil percaya diri memaparkan usulan daerahnya. Ia membawa dua agenda tahunan yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Bombana yaitu Festival Kampung Adat Moronene Hukae Laea yang direncanakan berlangsung pada bulan Maret serta Festival Tangkeno yang diagendakan di bulan September.

Anisa mengatakan Festival Kampung Adat Moronene Hukae Laea diusulkan sebagai bagian dari promosi budaya lokal Bombana. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya agenda wisata tetapi juga bentuk pelestarian warisan leluhur yang diwariskan turun temurun.

“Festival Kampung Adat Moronene Hukae Laea kami usulkan sebagai bagian dari promosi budaya lokal Bombana. Ini bukan hanya agenda wisata, tetapi bentuk pelestarian warisan leluhur” ujar Anisa.

Festival ini berlangsung di kawasan adat yang masih terjaga keasliannya. Pengunjung bisa merasakan atmosfer kehidupan tradisional, menyaksikan ritual adat dan menikmati suguhan kesenian khas Moronene yang jarang ditemui di tempat lain.

Sementara itu Festival Tangkeno yang digelar di negeri di atas awan Bombana menawarkan panorama pegunungan memukau, jalur trekking menantang dan keramahan warga desa yang menyambut tamu layaknya keluarga.

Tidak berhenti di event budaya Bombana juga menatap potensi wisata bahari dengan penuh optimisme. Menanggapi tawaran Dinas Pariwisata Provinsi untuk mengusulkan destinasi pulau berpotensi dikembangkan sebagai kawasan resort eksklusif, Bombana mengajukan tiga nama Pulau Sagori, Pulau Motaha dan Pulau Damalawa.

Pulau Sagori dikenal dengan laut biru kristalnya dan hamparan pasir putih yang seperti tak berujung. Pulau Motaha menawarkan ketenangan yang nyaris sempurna ideal bagi wisatawan yang ingin menghilang sejenak dari hiruk pikuk kota. Sedangkan Pulau Damalawa memikat dengan lanskap hijau alami yang berpadu harmonis dengan tepi pantai yang bersih.

“Pulau-pulau ini masih alami dan cocok untuk wisata eksklusif. Kami harap bisa menjadi perhatian dalam rencana pengembangan ke depan” ucap Anisa.

Usulan dari Bombana bersama proposal dari kabupaten kota lain akan dikompilasi dan dibahas lebih detail pada pertemuan koordinasi lanjutan. Tujuannya untuk memastikan tidak ada jadwal event yang saling tumpang tindih serta membuka peluang kolaborasi antar daerah demi memperkuat daya tarik wisata Sulawesi Tenggara di mata dunia.

Langkah Bombana ini bukan sekadar mengirim daftar event dan destinasi. Lebih dari itu ini adalah pernyataan bahwa daerah ini siap tampil di panggung pariwisata Sulawesi Tenggara dengan identitas yang kuat berupa perpaduan budaya yang kaya, alam yang perawan dan semangat masyarakat yang terbuka menyambut tamu.

Dengan festival yang memelihara akar tradisi dan pulau pulau yang menjanjikan petualangan eksklusif, Bombana menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi yang layak masuk dalam daftar perjalanan siapa pun yang ingin merasakan pengalaman wisata otentik di Indonesia timur.

Hamparan sawah hijau yang membentang di pedalaman, aroma laut yang segar dari pesisir, hingga senyum ramah warga desa menjadi bagian dari cerita yang akan dibawa pulang setiap wisatawan. Tahun 2026 panggungnya sudah disiapkan dan Bombana siap menjadi sorotan.