BOMBANA, Mediasebangsa.com | Aksi demonstrasi sejumlah organisasi masyarakat adat dan pemuda Moronene di halaman Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bombana berujung ricuh setelah terjadi ketegangan antara massa aksi dan aparat keamanan, Senin siang (6/10/25).
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk penolakan terhadap penggunaan motif Rapa Dara yang dinilai belum memiliki dasar hukum serta belum melalui kajian budaya yang sah. Meski demikian, motif itu telah digunakan secara luas pada ornamen bangunan, pakaian dinas, hingga dijadikan motif khas daerah Kabupaten Bombana.
Para pengunjuk rasa menilai bahwa Rapa Dara bukan bagian dari warisan budaya Moronene, melainkan seni kontemporer yang muncul tanpa proses kajian mendalam dan tanpa melibatkan tokoh adat, akademisi, maupun budayawan lokal. Mereka juga menyoroti dugaan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap motif tersebut sebelum dilakukan penelitian budaya yang komprehensif.
Jenlap aksi, Ramsi Salo, mempertanyakan penggunaan anggaran APBD dalam kegiatan promosi budaya ke Amerika Serikat yang diikuti oleh Bupati Bombana.
Pertanyaan tersebut sempat memicu ketegangan setelah Bupati Burhanuddin menanggapi dengan nada tinggi.
“Boleh kau singgung saya punya kebijakan, tetapi jangan singgung pribadi saya,” ujar Bupati di hadapan massa.
Pernyataan tersebut sontak menyulut suasana panas di lapangan hingga akhirnya terjadi dorong-dorongan antara aparat dan demonstran.
Menanggapi hal itu, Ramsi Salo menegaskan bahwa pernyataannya bukan serangan pribadi, melainkan kritik publik yang sah dalam konteks transparansi pemerintahan.
“Saya tidak menyinggung pribadi beliau. Itu murni pertanyaan terkait transparansi kebijakan publik,” ujarnya.
Beberapa warganet di media sosial turut memberikan tanggapan atas video yang beredar dari insiden tersebut. Salah satu pengguna Facebook b** I***m menulis,
“Sebenarnya sebelum Pak Ramsi bicara, sudah ada kesepakatan dan tanda tangan Pak Bupati, dan suasananya aman. Tolong videonya jangan sepenggal saja.”
Komentar lain menilai bahwa baik aktivis maupun kepala daerah perlu menahan diri agar dialog berjalan konstruktif
Namun, ada pula yang mengkritik sikap Bupati. D***O B*****A menulis,
“Pak Bupati belum dewasa. Seharusnya jangan emosi menanggapi masyarakat,” tulis seorang pengguna.
MR


Tinggalkan Balasan