Bombana – Mediasebangsa.com_Masa pengabdian Andi Muhammad Arsyad sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana hampir mencapai garis akhir. Dengan masa persiapan pensiun (MPP) yang sedang dijalaninya, bukan hanya serah terima jabatan yang ia pikirkan, tetapi juga bagaimana memastikan estafet pendidikan di Bombana tetap berjalan dengan baik.

“April mendatang saya sudah pensiun, sekarang ini saya sudah Masa Persiapan Pensiun (MPP). Jadi, menjadi harapan kita untuk menunjang kelancaran pendidikan ada pada tenaga guru kita,” ungkapnya, Rabu (11/2/2025), di ruang kerjanya yang telah menemani berbagai kebijakan pendidikan selama bertahun-tahun.

Harapan itu tak hanya sekadar ucapan. Ia menitikberatkan pada peran tenaga pendidik, baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Bagi Arsyad, masa depan pendidikan Bombana ada di tangan mereka.

600 PPPK, Harapan Baru Pendidikan Bombana

Bukan tanpa alasan ia menaruh perhatian besar pada PPPK. Gelombang penerimaan tenaga pendidik tahun lalu menghadirkan sekitar 600 guru baru di Bombana. Ini bukan sekadar angka, tetapi representasi dari harapan ratusan anak didik yang membutuhkan pendidikan berkualitas.

“Tahun lalu ada sekitar 600 yang lolos PPPK, tentunya mereka ini adalah harapan anak-anak kita agar mendapatkan hak belajar dengan baik. Begitu juga dengan PNS harus memberikan contoh yang lebih baik,” tegasnya.

Namun, di balik optimisme itu, ada pesan tegas bagi tenaga PPPK. Status mereka sebagai pegawai dengan perjanjian kerja menuntut kinerja yang lebih profesional dan bertanggung jawab.

“PPPK itu harus benar-benar melaksanakan tugasnya, karena mereka ini dalam perjanjian kerja atau kontrak, jadi kalau tidak serius maka bisa dievaluasi pada saat perpanjangan kontrak,” tandasnya.

Kata-kata ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga bentuk kepedulian agar pendidikan di Bombana tetap berada di jalur yang benar.

Estafet Kepemimpinan dan Masa Depan Pendidikan

Dengan langkahnya yang semakin dekat menuju purna bakti, Andi Muhammad Arsyad menyadari bahwa jabatan adalah sementara, tetapi warisan kebijakan yang ia tinggalkan akan terus dirasakan. Pendidikan di Bombana harus terus berkembang, dan itu bergantung pada siapa yang akan melanjutkan perjuangan ini.

Momen ini bukan hanya refleksi bagi dirinya, tetapi juga bagi para tenaga pendidik di Bombana. Mereka bukan sekadar mengajar, tetapi juga membentuk masa depan. Dan di penghujung pengabdiannya, Arsyad hanya ingin satu hal—pendidikan di Bombana tetap berjalan di jalur yang benar, bahkan lebih baik dari sebelumnya. MR